Friday 20 May 2016

Makalah Kanker Payudara

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa , sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah tersebut.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan manfaat bagi kita semua. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih banyak kekurangan walaupun telah diupayakan dengan maksimal, untuk itu saran dan kritik sangat saya harapkan.


                                              Penulis

 

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .............................................................  i
DAFTAR ISI ...........................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................  1
A.  LATAR BELAKANG ...............................................  1
B.  RUMUSAN MASALAH ...........................................  2
C.  TUJUAN PENULISAN ...........................................  2
D.  MANFAAT PENULISAN ........................................  2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................  3
A.  KANKER PAYUDARA PADA WANITA ................  3
B.  PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA ...............  16
BAB III PENUTUP .................................................................  17
A.  KESIMPULAN .........................................................  17
B.  SARAN ....................................................................  17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................  18





BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Kanker payudara sering ditemukan diseluruh dunia dengan insidens relatif tinggi dan cenderung meningkat yaitu 20% dari seluruh keganasan dan 99% terjadi pada perempuan,sedangkan pada laki-laki hanya 1%, sehingga kanker payudara masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama pada perempuan. Pada pria, usia rata-rata untuk terdiagnosis kanker payudara adalah 60 tahun dan sebagian besar kanker payudara pada laki-laki terdiagnosis pada tahap lanjut, kemungkinan karena laki-laki tidak terlalu menyadari tentang benjolan payudara dibandingkan wanita.
Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175,000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya. Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama diantara kanker lainnya pada wanita.
Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat kanker. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal karena penyakit ini sedangkan di Eropa lebih dari 165,000. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50% pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18 – 30 bulan.



 B.   Rumusan Masalah
1.    Kanker  payudara pada wanita
2.    Kanker payudara pada pria
3.    Pencegahan kanker payudara

   C.   Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai bahan bacaan atau referensi bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

   D.   Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalh ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kanker payudara, bagaimana ciri-cirinya serta bahaya dan pengobatannya.




BAB II
PEMBAHASAN

  A.   Kanker Payudara Pada Wanita
Payudara (mammae) adalah kelenjar kulit yang di dalam hidup ini mengambil posisi begitu penting, sehingga hewan menyusui di beri nama mammalia dan kita memanggil ibu dengan ‘mama’. Di buat di kulit, seperti kelenjar keringan yang tidak terlihat, kelenjar ini tumbuh besar sebagai kelenjar susu yang member kita makanan dan kemesraan pada bulan bulan pertama kehidupan, kecuali ada sesuatu yang membuatnya tidak mampu atau tidak bias
Setiap payudara terdiri atas dua belas sampai dua puluh kelenjar yang masing masing tumbuh besar, unit-unit yang bersama-sama memnbentuk struktur kelenjar payudara yang berjendal jendul dan semuanya bermuarah di puting. Payudara tudak ada hubungannya dengan otot dada besar (muskulus pektoralis) yang melaluui suatu urat yang kokoh melekat pada lengan atas dan di ujung lain berpegangan kuat pada dinding dada dengan melebar seperti kipas. Burung menggunakan otot ini untuk terbang, harimau tutul menggunakannya untuk lari cepat memburu korabannya dan kita memerlukannya untuk saling memeluk.
Jadi, kanker payudara pada prinsipnya adalah tumor ganas dari salah satu kelenjar kulit di sebelah luar rongga dada. Kelenjar limfe ketiak membentuk system pengaliran limfe bagi kedua kuadran atas tubuh, selain payudara termasuk di sini juga kedua lengan. Jumlah kelenjar limfa ini berfariasi, meluasnya dari sisi luar atas kelenjar payudara sampai di bawah dan belakang tulang selangkah. Di sini berhubungan dengan kelenjar  limfe leher terbawah saling berhubungan dengan system pembulu balik, jalan bagi metastatis hematogen berjarak.
Apabila pengaliran keluar limfe tertutup oleh diseksi kelenjar limfe, pertumbuhan masuk dari kanker, penyinaran atau kombinasi sebab-sebab ini, terjadilah edema (sembab,pembekakan) limfe yang ditakuti dari lengan dan tangan. Pada penyebaran kanker secara limfogen, kelenjar satu persatu terkena.
Kelenjar yang menempung penyebaran pertama disebut kelennjar penjaga gerbang pengawal. Terkena tidaknya kelenjar ini akan menentukan pilihan terapi. Jika kelenjar ini bebas dari metastatis, penyebaran dikelenjar limfe lain yang letaknya lebih ke atas tidak perlu di fikirkan.
Anatomi Payudara
Payudara pada pria dan wanita adalah sama sampai masa pubertas (11-13 tahun) karena hormon estrogen dan hormon lainnya mempengaruhi perkembangan payudara pada wanita. Pada wanita perkembangan payudara aktif, sedangkan pada pria kelenjar dan duktus mammae kurang berkembang dan sinus berkembang tidak sempurna. Payudara yang sensitif terhadap pengaruh hormonal mengakibatkan payudara cenderung mengalami pertumbuhan neoplastik baik yang bersifat jinak maupun ganas.
Payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi utamanya menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Payudara terdiri dari jaringan duktural, fibrosa yang mengikat lobus-lobus, dan jaringan lemak didalam dan diantara lobus-lobus. 85% jaringan payudara terdiri dari lemak. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa terdapat puting (papila mamaria), tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola.
Puting dan areola biasanya mempunyai warna dan tekstur yang berbeda dari kulit di sekelilingnya. Warnanya bermacam-macam dari yang merah muda pucat, sampai hitam dan gelap selama masa kehamilan dan menyusui. Puting susu biasanya menonjol keluar dari permukaan payudara.
Kanker payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar di mana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Dalam menentukan lokasi kanker payudara, payudara dibagi menjadi empat kuadran, yaitu kuadran lateral (pinggir atas), lateral bawah, medial (tengah atas), dan median bawah.
Anatomi payudara dan kuadran letak kanker payudara dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar Anatomi Payudara dan Kuadran Letak Payudara
Keterangan :
1.    Korpus (badan)           I  Later atas (pinggir atas)
2.    Areola                         II  Later Bawah
3.    Papilla atau puting     III  Medial Atas (tengah atas)
                                    IV Median Bawah
1.      Penyebab dan Faktor Resiko
Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Meskipun demikian, riset mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu, Faktor risiko timbulnya kanker payudara yaitu:
a.    Gender
Ini adalah faktor risiko terbesar gejala kanker payudara. Pria dapat terkena kanker payudara, tapi itu 100 kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, terutama karena jaringan payudara perempuan jauh lebih terkena hormon seperti estrogen yang mengembangkan pertumbuhan sel abnormal.
b.    Umur
Ini adalah salah satu faktor risiko terkuat terserang kanker payudara. Sekitar 85% kasus terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas, sedangkan 5% terjadi pada wanita dibawah usia 40.
c.    Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki dua atau lebih kerabat tingkat pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan) yang pernah mengalami kanker payudara atau ovarium memiliki kemungkinan lebih besar dari 50% terkena kanker payudara. Salah satu alasan utama untuk risiko ini merupakan mutasi diwariskan dalam salah satu dari dua gen, BRCA1 dan BRCA2. Mutasi gen lain juga dapat mewarisi kanker payudara, tetapi ini jarang dan tidak mempengaruhi resiko kanker payudara.
d.    Gejala kanker payudara sebelumnya

Jika Anda sudah memiliki kanker pada satu payudara, Anda memiliki risiko empat kali lipat terkena kanker baru pada payudara yang lain atau bagian lain
dari payudara yang sama. (Ini tidak sama dengan kambuhnya kanker asli).
e.    Kepadatan payudara
Wanita dengan jaringan payudara padat, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara daripada wanita yang payudaranya relatif lebih lemak. Proporsi yang lebih besar dari jaringan payudara yang padat pada mammogram, semakin tinggi risikonya.
f.     Kondisi payudara jinak tertentu

Wanita yang pernah menjalani biopsi yang menunjukkan suatu pertumbuhan berlebih dari sel-sel (hiperplasia) pada duktus atau lobulus memiliki peningkatan risiko penyakit kanker payudara, terutama jika sel-sel yang abnormal muncul (suatu kondisi  yang disebut hiperplasia atipikal).
g.    Paparan radiasi
Wanita yang pernah terkena radiasi  tinggi ke dada sebagai bagian dari pengobatan untuk kanker lain (seperti penyakit Hodgkin) memiliki peningkatan risiko terkena kanker payudara, terutama jika mereka menjalani radiasi selama masa remaja.
h.    Paparan estrogen
Semakin lama seorang wanita terkena estrogen, semakin besar risiko terkena kanker payudara. Wanita yang mengalami menstruasi lebih awal, sebelum usia 12, dan / atau mengalami menopause terlambat (setelah usia 55) memiliki risiko sedikit lebih tinggi terkena kanker payudara, kemungkinan karena peningkatan paparan seumur hidup terhadap estrogen. Penggunaan kontrasepsi oral saat ini sedikit meningkatkan risiko kanker payudara, tetapi kembali normal setelah pil dihentikan.Denganpenggunaan terapi hormon postmenopause dengan estrogen plus progestin meningkatkan risiko kanker payudara.
i.      Dietilstilbestrol (DES) eksposur
Wanita yang menggunakan DES - obat yang digunakan dari tahun 1940 sampai tahun 1960 untuk mencegah keguguran memiliki risiko sedikit lebih tinggi terkena kanker payudara.
j.      Berat badan
Kelebihan berat badan atau obesitas telah dikaitkan dengan risiko kanker payudara, terutama bagi wanita setelah menopause. Ini mungkin bahwa risiko meningkat pada wanita yang mengalami kenaikan berat badan di masa dewasa tetapi tidak pada mereka yang pernah mengalami kelebihan berat badan sejak kecil.
k.    Alkohol
Wanita yang minum alkohol memiliki peningkatan risiko kanker payudara, dibandingkan dengan wanita yang tidak minum, dan resiko akan meningkat dengan jumlah minuman yang dikonsumsi.
l.      Kanker lainnya
Wanita yang telah didiagnosa dengan kanker ovarium, usus besar, endometrium atau lebih mungkin terkena kanker payudara daripada wanita yang tidak memiliki kanker ini.
m.   Menarche Usia Dini
Risiko terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi pertama sebelum umur 12 tahun. Umur menstruasi yang lebih awal berhubungan dengan lamanya paparan hormon estrogen dan progesteron pada wanita yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara.                                                                                                                     Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang menarche pada umur ≤12 tahun terkena kanker payudara 3,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita yang menarche pada umur >12 tahun (OR=3,6).
n.    Menopause Usia Lanjut
Menopause setelah usia 55 tahun meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara.Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menapause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.Penelitian Azamris tahun 2006 di RS M. Djamil Padang dengan desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko wanita yang menopause setelah usia 55 tahun terkena kanker payudara 1,86 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita yang menopause sebelum usia 55 tahun (OR=1,86).
o.    Riwayat Kehamilan
Usia maternal lanjut saat melahirkan anak pertama meningkatkan risiko mengalami kanker payudara. Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, wanita yang kehamilan pertama setelah 35 tahun mempunyai risiko 3,6 kali lebih besar dibandingkan wanita yang kehamilan pertama sebelum 35 tahun untuk terkena kanker payudara (RR=3,6). Wanita yang nullipara atau belum pernah melahirkan mempunyai risiko 4,0 kali lebih besar dibandingkan wanita yang multipara atau sudah lebih dari sekali melahirkan untuk terkena kanker payudara (RR=4,0).
p.    Penggunaan Hormon dan Kontrasepsi                                                 
berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Kandungan estrogen dan progesteron pada kontrasepsi oral akan memberikan efek proliferasi berlebih pada kelenjar payudara. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral untuk waktu yang lama mempunyai risiko untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause.Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang menggunakan kontrasepsi oral > 10 tahun untuk terkena kanker payudara 3,10 kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang menggunakan kontrasepsi oral ≤ 10 tahun (OR=3,10).
q.    Konsumsi Rokok
Wanita yang merokok meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara daripada wanita yang tidak merokok. Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang merokok untuk terkena kanker payudara 2,36 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok (OR=2,36).                                                                                            Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, laki-laki yang merokok mempunyai risiko 1,26 kali lebih besar dibandingkan laki- laki yang tidak merokok untuk terkena kanker payudara (RR=1,26).
r.     Faktor hormonal (baik estrogen maupun androgen)
Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia menjadi faktor terpenting. Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker payudara meningkatkan resiko berkembangnya penyakit ini. Para peneliti juga menemukan bahwa kerusakan dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker sampai 85%. Hal yang menarik, faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya kanker payudara dan ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya memainkan peranan penting.
Pentingnya faktor usia sebagai faktor risiko diperkuat oleh data bahwa 78% kanker payudara terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dan hanya 6% pada pasien yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat ditemukannya kanker adalah 64 tahun. Studi juga mengevaluasi peranan faktor gaya hidup dalam perkembangan kanker payudara yang meliputi pestisida, konsumsi alkohol, kegemukan, asupan lemak serta kurangnya olah fisik.
2.       Gejala Kanker Payudara
Gejala kanker payudara dapat dilihat dari : benjolan, nyeri, perubahan warna kulit, pembengkakan, rasa panas/terbakar, perubahan bentuk/ukuran yang di luar kewajaran, puting melesak ke dalam, keluar cairan (selain air susu pada saat menyusui) dari puting, atau benjolan di ketiak.
a.     Benjolan
Benjolan di payudara dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit, tetapi sebagian besar adalah benjolan jinak. Benjolan juga dapat berbentuk padat (fibroadenoma/FAM, lipoma, dst) atau berisi cairan (kista). Untuk benjolan yang jinak, sebenarnya tidak diperlukan pengobatan apapun. Jika benjolan terasa mengganggu atau terus membesar, dapat dilakukan operasi pengangkatan atau penyedotan jika benjolan berisi cairan.
b.     Nyeri
Nyeri juga dapat muncul jika ada benjolan, infeksi, atau kanker di payudara. Namun, kanker payudara jarang menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri di payudara sering hilang sendiri tanpa perlu pengobatan apapun. Jika rasa nyeri dirasa mengganggu, dapat menggunakan obat pengurang rasa nyeri seperti parasetamol. Untuk rasa nyeri di payudara terjadi dalam waktu lama (di atas 1 bulan) atau tidak bisa hilang dengan obat pengurang rasa nyeri, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter langganannya.
c.    Kedua sisi payudara asimetris
Karena keberadaan tumor atau pelekatan tumor dan dinding dada, payudara bisa mengalami perubahan volume atau bentuk, ini harus diwaspadai dan segera melakukan pemeriksaan terkait.



d.    Pembengkakan kelenjar getah bening
Pada gejala awalnya bisa ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening pada ketiak.
e.    Perubahan pada puting
Saat tumor invasi ke daerah bawah puting atau areola, bisa menyebabkan putting mengalami deviasi ke satu sisi, retraksi atau depresi.
f.     Perubahan pada bagian kulit
 Kulit payudara bisa berubah seperti kulit jeruk, pada edema terdapat pori-pori yang memiliki depresi yang jelas, menyebabkan permukaan kulit menjadi tidak rata, seperti kulit jeruk.
g.    Keluarnya Cairan
Keluarnya cairan dari payudara sebenarnya adalah hal yang normal (saat setelah melahirkan) karena payudara adalah kelenjar yang mengeluarkan cairan yang dikenal sebagai air susu ibu (ASI). Jika cairan bercampur darah, yang biasanya disebabkan tumor jinak pada kelenjar payudara atau kanker payudara. Cairan yang berwarna kehijauan biasanya disebabkan oleh benjolan jinak. Sedangkan cairan yang bernanah & berbau amis disebabkan oleh infeksi di payudara. Jika muncul cairan dari payudara yang terlihat normal tetapi di luar masa menyusui & dalam waktu lama, atau cairan tersebut tidak normal, segera berkonsultasi dengan dokter langganannya untuk dapat diobati sesuai penyebabnya. Perempuan yang sudah menopause & mengalami keluarnya cairan adalah tidak normal & harus berkonsultasi dengan dokter.
Untuk menghindari setiap kelainan/gangguan apapun agar segera ditangani dengan cepat & lebih baik sebelum meluas/bertambah parah, maka setiap tahun lakukanlah pemeriksaan payudara oleh dokter sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin & dapat disertai pemeriksaan tambahan untuk kelainan di payudara sesuai indikasi seperti USG, mammografi, CT-scan, MRI, atau pemeriksaan hormonal.
3.      Pemeriksaan Pada Kanker Payudara
Pemeriksaan kanker payudara dapat dilakukan sendiri atau di kenal dengan istilah  SADARI. Langkah-langkah dalam melakukan SADARI :
a.    Langkah PERTAMA
Berdiri didepan cermin, dada dibusungkan dan tangan diletakkan di pinggang. Perhatikan UKURAN, BENTUK dan WARNA payudara, serta puting. Wajib memeriksakan ke dokter, jika ada kulit payudara pada satu tempat ‘masuk’ kedalam, berkerut, kemerahan , terdapat luka yang sulit menyembuh atau membengkak. Puting susu retraksi/masuk kedalam atau letak abnormal.
b.    Langkah KEDUA
Kemudian angkat tangan, perhatikan payudara seperti pada langkah pertama diatas. Kemudian tekan / pencet puting susu. Jika ada cairan abnormal yang keluar, maka segeralah periksakan diri ke dokter.
c.    Langkah KETIGA
Berbaring dengan tangan (pada sisi yang sama dengan payudara yang akan diperiksa) , diletakkan dibawah kepala. Tangan kiri dipakai untuk memeriksa payudara kanan begitu sebaliknya. Raba seluruh payudara (seperti pada gambar) mulai dari atas kebawah, sisi kiri ke sisi dalam, dari lekukan ketiak sampai kearah payudara. Bisa juga mulai dari puting, dengan arah melingkar terus sampai ke sisi luar lingkaran payudara. Pastikan seluruh payudara terdeteksi, raba dengan kekuatan yang ringan, halus tapi mencapai seluruh kedalaman payudara (bisa merasakan tulang iga dibelakang payudara).


d.    Langkah KEEMPAT
Langkah terakhir, lakukan dengan berdiri atau duduk. Lakukan perabaan seperti pada langkah ke tiga. Beberapa wanita sering melakukan pada waktu mandi, karena lebih mudah melakukan perabaan payudara dalam keadaan kulit payudara basah. Secara berkala memeriksakan diri ke dokter, terutama jika mempunyai FAKTOR RESIKO terkena kanker payudara.
4.      Stadium Kanker Payudara
Pembagian stadium menurut Portmann yang disesuaikan dengan aplikasi klinik yaitu:
Stadium I : Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot) . Besar tumor 1 - 2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar. Kelenjar getah bening regional belum teraba. Perawatan yang sangat sistematis diberikan tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan penyembuhan pada penderita adalah 70%.
Stadium II : Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5 - 5 cm, sudah ada satu atau beberapa kelenjar getah bening aksila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm. Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30 - 40 %.
Stadium III A : Tumor sudah meluas dalam payudara, besar tumor 5 - 10 cm, tapi masih bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas satu sama lain.Menurut data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini.
Stadium III B : Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada edema (lebih dari sepertiga permukaan kulit payudara), ulserasi, kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5 cm. Kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.
Stadium IV : Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II, dan III). Tapi sudah disertai dengan kelenjar getah bening aksila supra-klavikula dan metastasis jauh. Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Tindakan yang harus dilakukan adalang pengengkatan payudara. Tujuan pengobatan pada stadium ini adalah palliatif bukan lagi kuratif (menyembuhkan).
5.      Penatalaksanaan Kanker Payudara
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibodi).
Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya.
Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual.
a.    Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy).
Untuk meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormon atau kemoterapi.



b.     Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
c.    Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.
d.    Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche, obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja.
e.    Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.
HER2 adalah protein yang diproduksi oleh gen yang berpotensi menyebabkan kanker. protein ini bertindak sebagai antena yang menerima sinyal pada sel-sel kanker menyebar cepat dan mematikan.Keberadaan HER2 dihubungkan dengan perjalanan penyakit yang semakin memburuk dan waktu pengulangan jauh lebih cepat pada semua tahap perkembangan kanker payudara, sehingga menjadi hal penting bagi pasien yang telah didiagnosis dengan kanker payudara untuk memeriksa status HER2 mereka .

f.     Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit
Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50% pasien yang mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan hidup. Meskipun demikian, hanya sedikit yang terbukti mampu memperpanjang harapan hidup pada pasien, diantaranya adalah kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Fokus terapi pada kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit).
Dokter berupaya untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui terapi hormon, terapi radiasi dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara dengan HER2- positif, trastuzumab memberikan harapan untuk pengobatan kanker payudara yang dipicu oleh HER2.
B.   pencegahan Kanker Payudara
Salah satu pencegahan kanker payudara adalah pola makan yang sehat. Diperkirakan satu dari tiga kasus kanker payudara karena faktor pola makan.
Pola makan yang baik yang akan membantu mempertahankan sistem kekebalan tubuh Anda dan ini merupakan pencegahan penyakit yang paling ampuh. Meskipun belum diketahui adanya makanan yang dapat menyembuhkan kanker, memakan makanan tertentu dan mengurangi makanan tertentu lainnya dapat menjadi tindakan pencegahan.
Makanan yang kaya serat, dapat membantu menurunkan kadar prolaktin dan estrogen, kemungkinan dengan mengikatkan diri pada hormon-hormon ini lalu membuangnya ke luar tubuh. Ini dapat menekan fase lanjut dari karsinogenesis (pembentukan kanker). Selain itu, mengurangi makanan berlemak jenuh dapat menurunkan risiko. Kacang kedelai dan produk kedelai tanpa difermentasi dapat menghambat pertumbuhan tumor.
Sayur-sayuran yang kaya vitamin A, seperti wortel, labu siam, ubi jalar, dan sayur-sayuran berdaun hijau tua seperti bayam, kangkung dan sawi hijau, mungkin dapat membantu. Vitamin A mencegah pembentukan mutasi penyebab

BAB III
PENUTUP

 A.   Kesimpulan
Ca Mamae adalah sel karsinoma yang tumbuh di daerah payudara. Ca Mamae ini bisa disebabkan karena faktor internal maupun eksternal. Tanda dan gejala yang biasa muncul pada pasien Ca Mamae adanya benjolan/massa di payudara, terasa nyeri dan terjadi pembesaran yang abnormal.

   B.   Saran
Kita harus selau waspada dan secara rutin memeriksa payudara agar apabila terdapat kelainan, bisa langsung diobati sebelum mengalami tahap yang paling tinggi dan sebelum kanker payudara itu bermetastasis lebih jauh.



DAFTAR PUSTAKA

http://aya-febriana.blogspot.co.id/2014/06/makalah-kanker-payudara.html

Text Box: ii