KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa , sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah tersebut.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan manfaat bagi kita semua. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih banyak kekurangan walaupun telah diupayakan dengan maksimal, untuk itu saran dan kritik sangat saya harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ............................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN ........................................... 2
D. MANFAAT PENULISAN ........................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................... 3
A. KANKER PAYUDARA PADA WANITA ................ 3
B. PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA ............... 16
BAB III PENUTUP ................................................................. 17
A. KESIMPULAN ......................................................... 17
B. SARAN .................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 18
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker
payudara sering ditemukan diseluruh dunia dengan insidens relatif tinggi dan
cenderung meningkat yaitu 20% dari seluruh keganasan dan 99% terjadi pada
perempuan,sedangkan pada laki-laki hanya 1%, sehingga kanker payudara masih
merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama pada perempuan. Pada pria,
usia rata-rata untuk terdiagnosis kanker payudara adalah 60 tahun dan sebagian
besar kanker payudara pada laki-laki terdiagnosis pada tahap lanjut,
kemungkinan karena laki-laki tidak terlalu menyadari tentang benjolan payudara
dibandingkan wanita.
Menurut
WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara
sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih
dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih
175,000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta
wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya.
Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul
dari rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama
diantara kanker lainnya pada wanita.
Kanker
payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat kanker. Setiap
tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal karena penyakit ini
sedangkan di Eropa lebih dari 165,000. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50%
pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18 – 30
bulan.
B.
Rumusan Masalah
1. Kanker
payudara pada wanita
2. Kanker payudara pada pria
3. Pencegahan kanker payudara
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai bahan bacaan atau referensi
bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
D.
Manfaat Penulisan
Dengan
adanya makalh ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kanker
payudara, bagaimana ciri-cirinya serta bahaya dan pengobatannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kanker Payudara Pada Wanita
Payudara
(mammae) adalah kelenjar kulit yang di dalam hidup ini mengambil posisi begitu
penting, sehingga hewan menyusui di beri nama mammalia dan kita memanggil ibu
dengan ‘mama’. Di buat di kulit, seperti kelenjar keringan yang tidak terlihat,
kelenjar ini tumbuh besar sebagai kelenjar susu yang member kita makanan dan
kemesraan pada bulan bulan pertama kehidupan, kecuali ada sesuatu yang
membuatnya tidak mampu atau tidak bias
Setiap
payudara terdiri atas dua belas sampai dua puluh kelenjar yang masing masing
tumbuh besar, unit-unit yang bersama-sama memnbentuk struktur kelenjar payudara
yang berjendal jendul dan semuanya bermuarah di puting. Payudara tudak ada
hubungannya dengan otot dada besar (muskulus pektoralis) yang melaluui suatu
urat yang kokoh melekat pada lengan atas dan di ujung lain berpegangan kuat
pada dinding dada dengan melebar seperti kipas. Burung menggunakan otot ini
untuk terbang, harimau tutul menggunakannya untuk lari cepat memburu korabannya
dan kita memerlukannya untuk saling memeluk.
Jadi,
kanker payudara pada prinsipnya adalah tumor ganas dari salah satu kelenjar
kulit di sebelah luar rongga dada. Kelenjar limfe ketiak membentuk system
pengaliran limfe bagi kedua kuadran atas tubuh, selain payudara termasuk di
sini juga kedua lengan. Jumlah kelenjar limfa ini berfariasi, meluasnya dari
sisi luar atas kelenjar payudara sampai di bawah dan belakang tulang selangkah.
Di sini berhubungan dengan kelenjar
limfe leher terbawah saling berhubungan dengan system pembulu balik,
jalan bagi metastatis hematogen berjarak.
Apabila
pengaliran keluar limfe tertutup oleh diseksi kelenjar limfe, pertumbuhan masuk
dari kanker, penyinaran atau kombinasi sebab-sebab ini, terjadilah edema
(sembab,pembekakan) limfe yang ditakuti dari lengan dan tangan. Pada penyebaran
kanker secara limfogen, kelenjar satu persatu terkena.
Kelenjar
yang menempung penyebaran pertama disebut kelennjar penjaga gerbang pengawal.
Terkena tidaknya kelenjar ini akan menentukan pilihan terapi. Jika kelenjar ini
bebas dari metastatis, penyebaran dikelenjar limfe lain yang letaknya lebih ke
atas tidak perlu di fikirkan.
Anatomi
Payudara
Payudara
pada pria dan wanita adalah sama sampai masa pubertas (11-13 tahun) karena
hormon estrogen dan hormon lainnya mempengaruhi perkembangan payudara pada
wanita. Pada wanita perkembangan payudara aktif, sedangkan pada pria kelenjar
dan duktus mammae kurang berkembang dan sinus berkembang tidak sempurna.
Payudara yang sensitif terhadap pengaruh hormonal mengakibatkan payudara
cenderung mengalami pertumbuhan neoplastik baik yang bersifat jinak maupun
ganas.
Payudara
merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi utamanya menyekresi susu
untuk nutrisi bayi. Payudara terdiri dari jaringan duktural, fibrosa yang
mengikat lobus-lobus, dan jaringan lemak didalam dan diantara lobus-lobus. 85%
jaringan payudara terdiri dari lemak. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa
terdapat puting (papila mamaria), tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh
areola.
Puting
dan areola biasanya mempunyai warna dan tekstur yang berbeda dari kulit di
sekelilingnya. Warnanya bermacam-macam dari yang merah muda pucat, sampai hitam
dan gelap selama masa kehamilan dan menyusui. Puting susu biasanya menonjol
keluar dari permukaan payudara.
Kanker
payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas
terjadi pada kuadran atas terluar di mana sebagian besar jaringan payudara
terdapat. Dalam menentukan lokasi kanker payudara, payudara dibagi menjadi
empat kuadran, yaitu kuadran lateral (pinggir atas), lateral bawah, medial
(tengah atas), dan median bawah.
Anatomi
payudara dan kuadran letak kanker payudara dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
Gambar
Anatomi Payudara dan Kuadran Letak Payudara
Keterangan
:
1. Korpus (badan) I
Later atas (pinggir atas)
2. Areola II Later Bawah
3. Papilla atau puting III
Medial Atas (tengah atas)
IV Median Bawah
1. Penyebab dan Faktor Resiko
Penyebab
pasti kanker payudara tidak diketahui. Meskipun demikian, riset
mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu
tertentu, Faktor risiko timbulnya kanker payudara yaitu:
a. Gender
Ini
adalah faktor risiko terbesar gejala kanker payudara. Pria dapat terkena kanker
payudara, tapi itu 100 kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria,
terutama karena jaringan payudara perempuan jauh lebih terkena hormon seperti
estrogen yang mengembangkan pertumbuhan sel abnormal.
b. Umur
Ini
adalah salah satu faktor risiko terkuat terserang kanker payudara. Sekitar 85%
kasus terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas, sedangkan 5% terjadi pada
wanita dibawah usia 40.
c. Riwayat keluarga
Wanita
yang memiliki dua atau lebih kerabat tingkat pertama (ibu, anak perempuan,
saudara perempuan) yang pernah mengalami kanker payudara atau ovarium memiliki
kemungkinan lebih besar dari 50% terkena kanker payudara. Salah satu alasan
utama untuk risiko ini merupakan mutasi diwariskan dalam salah satu dari dua
gen, BRCA1 dan BRCA2. Mutasi gen lain juga dapat mewarisi kanker payudara,
tetapi ini jarang dan tidak mempengaruhi resiko kanker payudara.
d. Gejala kanker payudara sebelumnya
Jika
Anda sudah memiliki kanker pada satu payudara, Anda memiliki risiko empat kali
lipat terkena kanker baru pada payudara yang lain atau bagian lain
dari
payudara yang sama. (Ini tidak sama dengan kambuhnya kanker asli).
e. Kepadatan payudara
Wanita
dengan jaringan payudara padat, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker
payudara daripada wanita yang payudaranya relatif lebih lemak. Proporsi yang
lebih besar dari jaringan payudara yang padat pada mammogram, semakin tinggi
risikonya.
f. Kondisi payudara jinak tertentu
Wanita
yang pernah menjalani biopsi yang menunjukkan suatu pertumbuhan berlebih dari
sel-sel (hiperplasia) pada duktus atau lobulus memiliki peningkatan risiko
penyakit kanker payudara, terutama jika sel-sel yang abnormal muncul (suatu
kondisi yang disebut hiperplasia
atipikal).
g. Paparan radiasi
Wanita
yang pernah terkena radiasi tinggi ke
dada sebagai bagian dari pengobatan untuk kanker lain (seperti penyakit
Hodgkin) memiliki peningkatan risiko terkena kanker payudara, terutama jika
mereka menjalani radiasi selama masa remaja.
h. Paparan estrogen
Semakin
lama seorang wanita terkena estrogen, semakin besar risiko terkena kanker
payudara. Wanita yang mengalami menstruasi lebih awal, sebelum usia 12, dan /
atau mengalami menopause terlambat (setelah usia 55) memiliki risiko sedikit
lebih tinggi terkena kanker payudara, kemungkinan karena peningkatan paparan
seumur hidup terhadap estrogen. Penggunaan kontrasepsi oral saat ini sedikit
meningkatkan risiko kanker payudara, tetapi kembali normal setelah pil
dihentikan.Denganpenggunaan terapi hormon postmenopause dengan estrogen plus
progestin meningkatkan risiko kanker payudara.
i. Dietilstilbestrol (DES) eksposur
Wanita
yang menggunakan DES - obat yang digunakan dari tahun 1940 sampai tahun 1960
untuk mencegah keguguran memiliki risiko sedikit lebih tinggi terkena kanker
payudara.
j. Berat badan
Kelebihan
berat badan atau obesitas telah dikaitkan dengan risiko kanker payudara,
terutama bagi wanita setelah menopause. Ini mungkin bahwa risiko meningkat pada
wanita yang mengalami kenaikan berat badan di masa dewasa tetapi tidak pada
mereka yang pernah mengalami kelebihan berat badan sejak kecil.
k. Alkohol
Wanita
yang minum alkohol memiliki peningkatan risiko kanker payudara, dibandingkan
dengan wanita yang tidak minum, dan resiko akan meningkat dengan jumlah minuman
yang dikonsumsi.
l. Kanker lainnya
Wanita
yang telah didiagnosa dengan kanker ovarium, usus besar, endometrium atau lebih
mungkin terkena kanker payudara daripada wanita yang tidak memiliki kanker ini.
m. Menarche Usia Dini
Risiko
terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi
pertama sebelum umur 12 tahun. Umur menstruasi yang lebih awal berhubungan
dengan lamanya paparan hormon estrogen dan progesteron pada wanita yang
berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan
payudara.
Penelitian
Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control
menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang menarche pada umur ≤12
tahun terkena kanker payudara 3,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok wanita yang menarche pada umur >12 tahun (OR=3,6).
n. Menopause Usia Lanjut
Menopause
setelah usia 55 tahun meningkatkan risiko untuk mengalami kanker
payudara.Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menapause
sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya
perubahan klinis.Penelitian Azamris tahun 2006 di RS M. Djamil Padang dengan
desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko wanita yang menopause
setelah usia 55 tahun terkena kanker payudara 1,86 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok wanita yang menopause sebelum usia 55 tahun (OR=1,86).
o. Riwayat Kehamilan
Usia
maternal lanjut saat melahirkan anak pertama meningkatkan risiko mengalami
kanker payudara. Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan
desain cohort, wanita yang kehamilan pertama setelah 35 tahun mempunyai risiko
3,6 kali lebih besar dibandingkan wanita yang kehamilan pertama sebelum 35
tahun untuk terkena kanker payudara (RR=3,6). Wanita yang nullipara atau belum
pernah melahirkan mempunyai risiko 4,0 kali lebih besar dibandingkan wanita
yang multipara atau sudah lebih dari sekali melahirkan untuk terkena kanker
payudara (RR=4,0).
p. Penggunaan Hormon dan Kontrasepsi
berhubungan
dengan terjadinya kanker payudara. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral
berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Kandungan estrogen dan progesteron
pada kontrasepsi oral akan memberikan efek proliferasi berlebih pada kelenjar
payudara. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral untuk waktu yang lama
mempunyai risiko untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause.Penelitian
Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control
menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang menggunakan kontrasepsi
oral > 10 tahun untuk terkena kanker payudara 3,10 kali lebih tinggi
dibandingkan wanita yang menggunakan kontrasepsi oral ≤ 10 tahun (OR=3,10).
q. Konsumsi Rokok
Wanita
yang merokok meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara daripada
wanita yang tidak merokok. Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi
Semarang dengan desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi
wanita yang merokok untuk terkena kanker payudara 2,36 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok (OR=2,36).
Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain
cohort, laki-laki yang merokok mempunyai risiko 1,26 kali lebih besar
dibandingkan laki- laki yang tidak merokok untuk terkena kanker payudara
(RR=1,26).
r. Faktor hormonal (baik estrogen maupun
androgen)
Dari
faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia menjadi faktor terpenting.
Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker payudara meningkatkan resiko
berkembangnya penyakit ini. Para peneliti juga menemukan bahwa kerusakan dua
gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker
sampai 85%. Hal yang menarik, faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari
terjadinya kanker payudara dan ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya
memainkan peranan penting.
Pentingnya
faktor usia sebagai faktor risiko diperkuat oleh data bahwa 78% kanker payudara
terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dan hanya 6% pada pasien
yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat ditemukannya kanker adalah
64 tahun. Studi juga mengevaluasi peranan faktor gaya hidup dalam perkembangan
kanker payudara yang meliputi pestisida, konsumsi alkohol, kegemukan, asupan
lemak serta kurangnya olah fisik.
2. Gejala Kanker Payudara
Gejala
kanker payudara dapat dilihat dari : benjolan, nyeri, perubahan warna kulit,
pembengkakan, rasa panas/terbakar, perubahan bentuk/ukuran yang di luar
kewajaran, puting melesak ke dalam, keluar cairan (selain air susu pada saat
menyusui) dari puting, atau benjolan di ketiak.
a. Benjolan
Benjolan
di payudara dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit, tetapi sebagian
besar adalah benjolan jinak. Benjolan juga dapat berbentuk padat
(fibroadenoma/FAM, lipoma, dst) atau berisi cairan (kista). Untuk benjolan yang
jinak, sebenarnya tidak diperlukan pengobatan apapun. Jika benjolan terasa
mengganggu atau terus membesar, dapat dilakukan operasi pengangkatan atau
penyedotan jika benjolan berisi cairan.
b. Nyeri
Nyeri
juga dapat muncul jika ada benjolan, infeksi, atau kanker di payudara. Namun,
kanker payudara jarang menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri di payudara sering
hilang sendiri tanpa perlu pengobatan apapun. Jika rasa nyeri dirasa
mengganggu, dapat menggunakan obat pengurang rasa nyeri seperti parasetamol.
Untuk rasa nyeri di payudara terjadi dalam waktu lama (di atas 1 bulan) atau
tidak bisa hilang dengan obat pengurang rasa nyeri, sebaiknya berkonsultasi
dengan dokter langganannya.
c. Kedua sisi payudara asimetris
Karena
keberadaan tumor atau pelekatan tumor dan dinding dada, payudara bisa mengalami
perubahan volume atau bentuk, ini harus diwaspadai dan segera melakukan
pemeriksaan terkait.
d. Pembengkakan kelenjar getah bening
Pada
gejala awalnya bisa ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening pada ketiak.
e. Perubahan pada puting
Saat
tumor invasi ke daerah bawah puting atau areola, bisa menyebabkan putting
mengalami deviasi ke satu sisi, retraksi atau depresi.
f. Perubahan pada bagian kulit
Kulit payudara bisa berubah seperti kulit
jeruk, pada edema terdapat pori-pori yang memiliki depresi yang jelas,
menyebabkan permukaan kulit menjadi tidak rata, seperti kulit jeruk.
g. Keluarnya Cairan
Keluarnya
cairan dari payudara sebenarnya adalah hal yang normal (saat setelah
melahirkan) karena payudara adalah kelenjar yang mengeluarkan cairan yang
dikenal sebagai air susu ibu (ASI). Jika cairan bercampur darah, yang biasanya
disebabkan tumor jinak pada kelenjar payudara atau kanker payudara. Cairan yang
berwarna kehijauan biasanya disebabkan oleh benjolan jinak. Sedangkan cairan yang
bernanah & berbau amis disebabkan oleh infeksi di payudara. Jika muncul
cairan dari payudara yang terlihat normal tetapi di luar masa menyusui &
dalam waktu lama, atau cairan tersebut tidak normal, segera berkonsultasi
dengan dokter langganannya untuk dapat diobati sesuai penyebabnya. Perempuan
yang sudah menopause & mengalami keluarnya cairan adalah tidak normal &
harus berkonsultasi dengan dokter.
Untuk
menghindari setiap kelainan/gangguan apapun agar segera ditangani dengan cepat
& lebih baik sebelum meluas/bertambah parah, maka setiap tahun lakukanlah
pemeriksaan payudara oleh dokter sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan
rutin & dapat disertai pemeriksaan tambahan untuk kelainan di payudara
sesuai indikasi seperti USG, mammografi, CT-scan, MRI, atau pemeriksaan
hormonal.
3. Pemeriksaan Pada Kanker Payudara
Pemeriksaan
kanker payudara dapat dilakukan sendiri atau di kenal dengan istilah SADARI. Langkah-langkah dalam melakukan
SADARI :
a. Langkah PERTAMA
Berdiri
didepan cermin, dada dibusungkan dan tangan diletakkan di pinggang. Perhatikan
UKURAN, BENTUK dan WARNA payudara, serta puting. Wajib memeriksakan ke dokter,
jika ada kulit payudara pada satu tempat ‘masuk’ kedalam, berkerut, kemerahan ,
terdapat luka yang sulit menyembuh atau membengkak. Puting susu retraksi/masuk
kedalam atau letak abnormal.
b. Langkah KEDUA
Kemudian
angkat tangan, perhatikan payudara seperti pada langkah pertama diatas.
Kemudian tekan / pencet puting susu. Jika ada cairan abnormal yang keluar, maka
segeralah periksakan diri ke dokter.
c. Langkah KETIGA
Berbaring
dengan tangan (pada sisi yang sama dengan payudara yang akan diperiksa) ,
diletakkan dibawah kepala. Tangan kiri dipakai untuk memeriksa payudara kanan
begitu sebaliknya. Raba seluruh payudara (seperti pada gambar) mulai dari atas
kebawah, sisi kiri ke sisi dalam, dari lekukan ketiak sampai kearah payudara.
Bisa juga mulai dari puting, dengan arah melingkar terus sampai ke sisi luar
lingkaran payudara. Pastikan seluruh payudara terdeteksi, raba dengan kekuatan
yang ringan, halus tapi mencapai seluruh kedalaman payudara (bisa merasakan
tulang iga dibelakang payudara).
d. Langkah KEEMPAT
Langkah
terakhir, lakukan dengan berdiri atau duduk. Lakukan perabaan seperti pada
langkah ke tiga. Beberapa wanita sering melakukan pada waktu mandi, karena
lebih mudah melakukan perabaan payudara dalam keadaan kulit payudara basah.
Secara berkala memeriksakan diri ke dokter, terutama jika mempunyai FAKTOR
RESIKO terkena kanker payudara.
4. Stadium Kanker Payudara
Pembagian
stadium menurut Portmann yang disesuaikan dengan aplikasi klinik yaitu:
Stadium
I : Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada
fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot) . Besar tumor
1 - 2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar. Kelenjar getah bening regional
belum teraba. Perawatan yang sangat sistematis diberikan tujuannya adalah agar
sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya.
Pada stadium ini, kemungkinan penyembuhan pada penderita adalah 70%.
Stadium
II : Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5 - 5 cm, sudah ada satu atau
beberapa kelenjar getah bening aksila yang masih bebas dengan diameter kurang
dari 2 cm. Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi dan
setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel
kanker yang tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah
30 - 40 %.
Stadium
III A : Tumor sudah meluas dalam payudara, besar tumor 5 - 10 cm, tapi masih
bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas satu
sama lain.Menurut data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium
ini.
Stadium
III B : Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada edema
(lebih dari sepertiga permukaan kulit payudara), ulserasi, kelenjar getah
bening aksila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan
diameter 2-5 cm. Kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan
mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.
Stadium
IV : Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II, dan III). Tapi sudah disertai
dengan kelenjar getah bening aksila supra-klavikula dan metastasis jauh.
Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang,
paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher.
Tindakan yang harus dilakukan adalang pengengkatan payudara. Tujuan pengobatan
pada stadium ini adalah palliatif bukan lagi kuratif (menyembuhkan).
5. Penatalaksanaan Kanker Payudara
Penatalaksanaan
kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi pembedahan,
kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi
imunologi (antibodi).
Pengobatan
ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit
serta menghilangkan gejala-gejalanya.
Keberagaman
jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual.
a. Pembedahan
Tumor
primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang
dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis
tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat
mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang mengandung sel
kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy).
Untuk
meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan
seperti radiasi, hormon atau kemoterapi.
b. Terapi Radiasi
Terapi
radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel
kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
c. Terapi Hormon
Terapi
hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat dipakai
sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.
d. Kemoterapi
Obat
kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak
dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal
atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche,
obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker,
sehingga hanya menyerang sel kanker saja.
e. Terapi Imunologik
Sekitar
15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2
secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang
secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor,
bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk
menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.
HER2
adalah protein yang diproduksi oleh gen yang berpotensi menyebabkan kanker.
protein ini bertindak sebagai antena yang menerima sinyal pada sel-sel kanker
menyebar cepat dan mematikan.Keberadaan HER2 dihubungkan dengan perjalanan
penyakit yang semakin memburuk dan waktu pengulangan jauh lebih cepat pada
semua tahap perkembangan kanker payudara, sehingga menjadi hal penting bagi
pasien yang telah didiagnosis dengan kanker payudara untuk memeriksa status
HER2 mereka .
f. Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit
Banyak
obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50% pasien yang mengalami
kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan hidup. Meskipun demikian,
hanya sedikit yang terbukti mampu memperpanjang harapan hidup pada pasien, diantaranya
adalah kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Fokus terapi pada kanker
tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit).
Dokter
berupaya untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui
terapi hormon, terapi radiasi dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara
dengan HER2- positif, trastuzumab memberikan harapan untuk pengobatan kanker
payudara yang dipicu oleh HER2.
B. pencegahan Kanker Payudara
Salah
satu pencegahan kanker payudara adalah pola makan yang sehat. Diperkirakan satu
dari tiga kasus kanker payudara karena faktor pola makan.
Pola
makan yang baik yang akan membantu mempertahankan sistem kekebalan tubuh Anda
dan ini merupakan pencegahan penyakit yang paling ampuh. Meskipun belum
diketahui adanya makanan yang dapat menyembuhkan kanker, memakan makanan
tertentu dan mengurangi makanan tertentu lainnya dapat menjadi tindakan
pencegahan.
Makanan
yang kaya serat, dapat membantu menurunkan kadar prolaktin dan estrogen,
kemungkinan dengan mengikatkan diri pada hormon-hormon ini lalu membuangnya ke
luar tubuh. Ini dapat menekan fase lanjut dari karsinogenesis (pembentukan
kanker). Selain itu, mengurangi makanan berlemak jenuh dapat menurunkan risiko.
Kacang kedelai dan produk kedelai tanpa difermentasi dapat menghambat
pertumbuhan tumor.
Sayur-sayuran
yang kaya vitamin A, seperti wortel, labu siam, ubi jalar, dan sayur-sayuran
berdaun hijau tua seperti bayam, kangkung dan sawi hijau, mungkin dapat
membantu. Vitamin A mencegah pembentukan mutasi penyebab
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ca
Mamae adalah sel karsinoma yang tumbuh di daerah payudara. Ca Mamae ini bisa
disebabkan karena faktor internal maupun eksternal. Tanda dan gejala yang biasa
muncul pada pasien Ca Mamae adanya benjolan/massa di payudara, terasa nyeri dan
terjadi pembesaran yang abnormal.
B.
Saran
Kita
harus selau waspada dan secara rutin memeriksa payudara agar apabila terdapat
kelainan, bisa langsung diobati sebelum mengalami tahap yang paling tinggi dan
sebelum kanker payudara itu bermetastasis lebih jauh.
DAFTAR PUSTAKA
http://aya-febriana.blogspot.co.id/2014/06/makalah-kanker-payudara.html